Hari Puisi Nasional: Mengenang Sang "Binatang Jalang" dan Semangat Puisi Indonesia

Table of Contents

Hari Puisi Nasional


Boedaja - Hari Puisi Nasional: Mengenang Sang "Binatang Jalang" dan Semangat Puisi Indonesia adalah judul dari informasi ini.

Pada kesempatan kali ini Admin akan membagikan informasi mengenai Hari Puisi Nasional: Mengenang Sang "Binatang Jalang" dan Semangat Puisi Indonesia untuk Anda semua.

Hari Puisi Nasional diperingati setiap tanggal 28 April untuk mengenang Chairil Anwar, salah satu penyair legendaris Indonesia. 

Tanggal ini dipilih karena bertepatan dengan tanggal wafatnya Chairil Anwar pada tahun 1949.

Sejarah Singkat

  • 28 April 1949: Chairil Anwar meninggal dunia di usia muda, 27 tahun.
  • 1956: Kongres Bahasa Indonesia Pertama menetapkan Hari Puisi Nasional.
  • Awalnya, Hari Puisi Nasional diperingati pada 26 Juli, tanggal lahir Chairil Anwar.
  • Sejak tahun 1984, Hari Puisi Nasional diubah menjadi 28 April.

Chairil Anwar dikenal sebagai "Si Binatang Jalang" karena puisinya yang berani, penuh semangat, dan mencerminkan pergolakan batinnya. 

Ia dianggap sebagai pelopor Angkatan 45, generasi penyair yang muncul setelah kemerdekaan Indonesia. 

Karyanya yang terkenal antara lain "Aku Ini Binatang Jalang", "Karawang-Bekasi", dan "Cintaku Jauh di Pulau Pasir Putih".

Chairil Anwar lahir di Medan, 26 Juli 1922 dan wafat di Jakarta, 28 April 1949.

Karya-karyanya masih tetap terkenang di hati masyarakat Indonesia. 

Hal ini terbukti dari banyaknya orang yang masih ramai membaca dan melantunkan karyanya.

Salah satu puisinya yang tidak asing dan mampu membangkitkan gairah semangat adalah puisi “AKU”.


AKU


Kalau sampai waktuku

‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu

Tidak juga kau


Tak perlu sedu sedan itu


Aku ini binatang jalang

Dari kumpulannya yang terbuang


Biar peluru menembus kulitku

Aku tetap meradang menerjang


Luka dan bisa kubawa berlari

Berlari

Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak peduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi


Tujuan Hari Puisi Nasional

  • Mengenang dan menghormati Chairil Anwar dan para penyair Indonesia lainnya.
  • Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap puisi.
  • Membangkitkan semangat untuk berpuisi dan berkarya sastra.
  • Memperkaya khazanah budaya bangsa dengan karya-karya puisi yang berkualitas.

Bagaimana Cara Memperingati Hari Puisi Nasional?

  • Membaca dan mempelajari puisi karya Chairil Anwar dan penyair Indonesia lainnya.
  • Menyelenggarakan kegiatan pembacaan puisi atau lomba cipta puisi.
  • Mengikuti diskusi atau seminar tentang puisi.
  • Membuat konten kreatif terkait puisi di media sosial.
  • Membeli dan mengoleksi buku puisi.

Kesimpulan

Terlepas dari sosok Chairil Anwar yang berpengaruh bagi dunia sastra di Indonesia, ada sebuah keunikan dari penentuan peringatan Hari Puisi Nasional ini.

Jika kita perhatikan, penetapan hari-hari peringatan pada umumnya ditentukan dari hari kelahiran tokoh yang bersangkutan. 

Contohnya, hari kelahiran R.A. Kartini yang diperingati sebagai hari lahirnya gerakan emansipasi wanita pada tanggal 21 April, hari kelahiran W.R. Supratman, 9 Maret yang diperingati sebagai Hari Musik Nasional, serta hari kelahiran Ki Hajar Dewantara pada 2 Mei yang diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. 

Dengan demikian, nampaknya Hari Puisi Nasional ditetapkan pada hari wafatnya Chairil Anwar untuk mengenang, mendramatisasi sang penyair layaknya unsur drama dalam puisi, serta membangkitkan semangat berpuisi di dalam diri masyarakat Indonesia.

Hari Puisi Nasional merupakan momen penting untuk mengingat sejarah puisi Indonesia dan menghargai para penyair yang telah berjasa. 

Dengan memperingati hari ini, diharapkan masyarakat Indonesia semakin mencintai dan menghargai puisi sebagai salah satu bentuk seni dan budaya bangsa.

Demikianlah informasi di atas tentang Hari Puisi Nasional: Mengenang Sang "Binatang Jalang" dan Semangat Puisi Indonesia, semoga dapat bermanfaat.

Terima Kasih.

Lestari Budayaku!

Post a Comment