Situs Manusia Purba Sangiran: Warisan Budaya Dunia (1996)

Table of Contents

Situs-Manusia-Purba-Sangiran:-Warisan-Budaya-Dunia-(1996)

Situs manusia purba Sangiran adalah situs terbesar, terkaya dan terpenting di dunia.

Sejak tahun 1930-an, penelitian di situs seluas sekitar 7 x 8 km2 tersebut telah menyumbangkan lebih dari 50 % fossil manusia purba Homo Erectus di dunia.

Situs Sangiran terletak 15 km di utara kota Solo ini memiliki luas 5.600 ha, secara administrasi terletak di dua kabupaten yakni Sragen dan Karanganyar di Provinsi Jawa Tengah. 

Situs-Manusia-Purba-Sangiran:-Warisan-Budaya-Dunia-(1996)

Temuan sisa-sisa fauna dan flora purba, pelapisan geologi yang ada, serta temuan artefaktual yang tersebar di situs ini sangat berarti untuk memahami proses panjang evolusi manusia (dalam rekonstruksi evolusi fisik) dan budayanya, serta lingkungan fisik tempat manusia hidup sejak sekitar 2 juta tahun yang lalu. 

Keistimewaan Sangiran mendorong Direktorat Jenderal Kebudayaan Depdikbud bersama para ahli seperti Dr. T. Jacob dari Universitas Negeri Gajah Mada, Dr. Harry Widianto dari Puslitarkenas dan Dr. I Gusti Ngurah Atom sebagai Direktur Ditlinbinjarah untuk mengajukan dossier nominasi Situs Sangiran sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO pada tahun 1993. 

Pada tahun 1996, UNESCO memberikan status sebagai Warisan Budaya Dunia yang harus dilindungi dan dilestarikan karena mengingat bahwa Sangiran adalah situs kunci untuk memahami evolusi manusia di dunia pada 2 juta tahun yang lalu dan terus menjadi lokasi penelitian baik ahli dalam negeri maupun luar negeri yang berasal dari berbagai lintas disiplin keilmuan. 

Sangiran juga dinilai UNESCO memiliki kandungan urutan waktu geologis yang sangat berarti bagi peradaban manusia mulai dari periode Pleistosen Atas hingga Pleistosen Tengah. 

Selain itu, Sangiran juga menunjukkan berbagai aspek evolusi jangka panjang baik secara fisik maupun budaya manusia purba. 

Situs-Manusia-Purba-Sangiran:-Warisan-Budaya-Dunia-(1996)

Semua itu memberikan sumbangan sangat luar biasa terhadap pemahaman sejarah perkembangan awal umat manusia. 

Situs Sangiran meliputi wilayah yang sangat luas dan sebagian besar adalah lahan permukiman dan pertanian yang dikerjakan oleh penduduk setempat sejak dulu. 

Pengolahan tanah menjadi salah satu aktivitas yang dapat menjadi gangguan.

Namun pada saat bersamaan, kegiatan ini juga tidak sedikit berkontribusi dalam mengungkapkan temuan fossil. 

Situs-Manusia-Purba-Sangiran:-Warisan-Budaya-Dunia-(1996)

Pada awalnya, penduduk yang menemukan fossil banyak menjualnya kepada pengunjung atau bahkan juga kolektor dan peneliti dari luar negeri.

Pemerintah pusat mengambil alih pengelolaan properti situs Sangiran dengan mendirikan Badan Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran di bawah pengawasan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2016, dengan tujuan untuk melakukan penanganan dan pengelolaan kelestarian situs tersebut. 

Situs-Manusia-Purba-Sangiran:-Warisan-Budaya-Dunia-(1996)

Selain sebagai pusat pembelajaran, Situs Sangiran juga menarik perhatian banyak wisatawan. 

Tercatat terdapat lebih dari 7.000 pengunjung pada awal tahun 2019. 

Potensi Situs Sangiran sebagai destinasi wisata memiliki dampak positif bagi masyarakat setempat secara ekonomi dan juga meningkatkan kepedulian penduduk setempat akan bernilainya dan pentingnya situs Sangiran.

Terima Kasih.

Post a Comment